Pegolf wanita asal Selandia Baru, Lydia Ko, yang kini berusia 27 tahun, membuat sejarah dengan memenangkan medali emas di Olimpiade Paris, yang sekaligus memastikan posisinya di LPGA Hall of Fame. Namun, Ko tidak mengungkapkan bahwa Olimpiade Paris ini akan menjadi penampilannya yang terakhir di ajang Olimpiade. Tekadnya pada kompetisi golf wanita hari Sabtu (10/8) tersebut sangatlah jelas.
“Saya tahu bahwa 18 hole berikutnya akan menjadi yang paling penting dalam hidup saya,” ujar Lydia Ko. “Kesempatan berada di posisi ini hanya datang sekali seumur hidup.”
Di Le Golf National, Lydia Ko memberikan penampilan yang gemilang dengan mencatatkan skor akhir 1-under 71, yang memberikannya kemenangan dengan selisih dua pukulan. Kemenangan ini mengantarkan total poin kariernya menjadi 27 poin, angka yang diperlukan untuk masuk ke LPGA Hall of Fame, sebuah pencapaian yang memiliki salah satu kriteria paling ketat dalam dunia olahraga golf.
Ko terinspirasi oleh film dokumenter tentang atlet senam Simone Biles yang berjudul “Rising”. Salah satu kutipan dari Biles begitu mengena di hati Ko sehingga ia menuliskannya di buku catatannya: “Saya bisa menulis akhir cerita saya sendiri.”
Pada babak terakhir, Ko sempat memimpin dengan lima pukulan, namun kemudian keunggulannya menyusut menjadi hanya satu pukulan di satu jam terakhir pertandingan. Namun, ia berhasil menjaga ketenangan dan mencetak serangkaian pukulan par, hingga akhirnya melakukan birdie putt dari jarak 7 kaki di hole terakhir untuk mengakhiri permainan dengan total skor 10-under 278.
Esther Henseleit dari Jerman memberikan perlawanan dengan mencetak birdie-birdie di akhir permainan dan mengakhiri dengan skor 66, yang memberikannya medali perak. Sementara itu, Xiyu Lin dari China berhasil meraih medali perunggu setelah melakukan birdie di lubang terakhir dengan skor 69.
“Saya terus berkata pada diri sendiri, ‘Saya bisa menulis akhir cerita saya sendiri’. Saya ingin menjadi orang yang mengendalikan nasib saya sendiri,” kata Ko. “Untuk mengakhirinya dengan cara seperti ini, sungguh merupakan mimpi yang menjadi kenyataan.”
Lydia Ko sebelumnya meraih medali perak di Rio de Janeiro dan medali perunggu di Tokyo. Namun, pencapaian kali ini, yang melengkapi koleksi medalinya dengan emas, ternyata lebih berharga daripada sekadar medali.
Ini adalah pencapaian terbaru dalam karier luar biasa Lydia Ko, yang memenangkan gelar LPGA pertamanya sebagai amatir saat berusia 15 tahun dan mencapai posisi No. 1 dunia pada usia 17 tahun.
Tahun ini, ia memulai dengan kemenangan di Florida, yang membuatnya hanya tinggal satu poin lagi untuk masuk ke Hall of Fame. Meski sempat mengalami masa sulit selama musim panas, Ko berhasil mengatasi rintangan tersebut dan meraih poin terakhir yang dibutuhkannya.
Lydia Ko kini menjadi pemain ke-35 yang masuk ke LPGA Hall of Fame, dan menjadi pemain termuda kedua setelah pegolf legendaris Australia, Karrie Webb, yang juga berhasil mengumpulkan 27 poin yang diperlukan.
Ko mendapatkan dua poin untuk masing-masing dari dua gelar mayor yang dimenangkannya, satu poin untuk 18 kemenangan LPGA lainnya, satu poin untuk dua kali meraih gelar Pemain Terbaik LPGA, dan satu poin lagi untuk dua kali memenangkan Piala Vare yang diberikan kepada pemain dengan rata-rata skor terendah.
Poin besar terakhir yang melengkapinya masuk ke Hall of Fame adalah medali emas Olimpiade ini.