Lydia Ko, pegolf wanita asal Selandia Baru, mencetak sejarah besar dalam kariernya dengan meraih medali emas di Olimpiade Paris 2024. Selain sukses besar ini, Ko juga memastikan dirinya menjadi anggota baru LPGA Hall of Fame. Prestasi yang mengukuhkan statusnya sebagai salah satu pegolf terbaik dunia. Namun, ia tidak memberi tanda bahwa Olimpiade Paris ini akan menjadi penampilan terakhirnya di ajang olahraga bergengsi tersebut. Menunjukkan tekad dan semangat juangnya yang tak tergoyahkan.
Pada hari Sabtu, 10 Agustus 2024, Ko menunjukkan performa gemilang di Le Golf National, tempat berlangsungnya pertandingan golf wanita Olimpiade. Meskipun sempat menghadapi tekanan, terutama saat keunggulannya menyusut menjadi hanya satu pukulan di jam terakhir pertandingan. Ko tetap menjaga ketenangan dan mencetak serangkaian pukulan par. Di hole terakhir, ia menyelesaikan pertandingan dengan birdie putt dari jarak 7 kaki. Mengakhiri permainan dengan total skor 10-under 278—dua pukulan lebih baik dari peringkat kedua.
“Saya tahu bahwa 18 hole berikutnya akan menjadi yang paling penting dalam hidup saya,” ujar Ko dengan penuh tekad. “Kesempatan berada di posisi ini hanya datang sekali seumur hidup.”
Ko mengungkapkan bahwa ia terinspirasi oleh film dokumenter tentang atlet senam Simone Biles, “Rising”. Salah satu kutipan dari Biles, “Saya bisa menulis akhir cerita saya sendiri”, menjadi mantra pribadi bagi Ko selama pertandingan. “Saya ingin menjadi orang yang mengendalikan nasib saya sendiri,” tambah Ko, mengungkapkan semangat juangnya yang tak kenal lelah.
Dengan kemenangan emas ini, Lydia Ko meraih total 27 poin—angka yang diperlukan untuk masuk ke LPGA Hall of Fame, salah satu pencapaian paling prestisius dalam dunia golf. Ko menjadi pemain ke-35 yang berhasil mencapainya dan juga pemain termuda kedua setelah Karrie Webb.
Kariernya yang cemerlang telah mencatatkan berbagai prestasi, termasuk gelar LPGA pertama sebagai amatir saat berusia 15 tahun, dan menjadi pegolf nomor satu dunia pada usia 17 tahun. Tahun ini, kemenangan di Florida menambah satu poin lagi untuknya, membawa Ko hanya satu langkah lagi menuju Hall of Fame. Pencapaian ini melengkapi koleksi medalinya dengan medali emas, setelah sebelumnya meraih medali perak di Rio de Janeiro 2016 dan medali perunggu di Tokyo 2020.
Esther Henseleit dari Jerman memberikan perlawanan sengit dengan mencetak birdie berturut-turut di akhir permainan. Meski akhirnya meraih medali perak dengan skor 66, Henseleit menunjukkan permainan yang luar biasa di lapangan. Di sisi lain, Xiyu Lin dari China meraih medali perunggu setelah mencetak birdie di hole terakhir dan menyelesaikan pertandingan dengan skor 69.
Bagi Lydia Ko, medali emas ini lebih berarti dari sekadar perhiasan koleksi. Ini adalah pencapaian luar biasa dalam kariernya yang panjang dan penuh tantangan. Setelah melewati masa-masa sulit di musim panas, Ko akhirnya berhasil mengatasi rintangan terbesar dalam kariernya, dan mengakhiri turnamen dengan cara yang ia impikan: dengan medali emas yang melengkapi rangkaian prestasi mengagumkannya.
“Untuk mengakhirinya dengan cara seperti ini, sungguh merupakan mimpi yang menjadi kenyataan,” kata Ko, yang kini tak hanya menjadi legenda golf, tetapi juga simbol ketekunan dan semangat juang bagi generasi mendatang.
Sekarang, di usia 27 tahun, Lydia Ko telah menambah satu pencapaian monumental lagi dalam kariernya yang sudah luar biasa. Dengan medali emas Olimpiade dan tempat di LPGA Hall of Fame, Ko membuktikan bahwa ia adalah salah satu pegolf terbesar sepanjang masa. Namun, dengan semangat dan tekad yang terus membara, perjalanan Lydia Ko masih jauh dari selesai. Dunia golf masih menantikan lebih banyak kemenangan dari sang legenda.
Tasya Kamila, mantan artis penyanyi cilik baru-baru ini mengungkapkan hobi barunya yang tengah ia tekuni…
Simona Halep, mantan petenis nomor satu dunia. Baru-baru ini mengungkapkan rasa herannya terkait penanganan kasus…
Taufik Hidayat, meresmikan Seven Padel, sebuah venue olahraga baru yang berlokasi di Jagakarsa, Jakarta Selatan
Pembalap andalan Red Bull Max Verstappen, kembali menorehkan sejarah dengan mempertahankan gelar juara Dunia Formula…
Kesejahteraan kuda di ajang Olimpiade kembali menjadi sorotan para ahli
Jika Anda ingin mencoba atau mendalami padel tennis, tiga tempat berikut adalah destinasi terbaik di…