Max Verstappen, sang juara F1, kini berada dalam situasi yang jauh dari ideal. Meski memulai musim ini dengan dominasi yang mengesankan, performa RB20-nya mulai merosot drastis dalam beberapa balapan terakhir. Kini, rasa frustrasi dan kemarahannya semakin terlihat jelas—dan jika masalah ini berlanjut hingga tahun depan, Verstappen mungkin harus bersiap menghadapi musim yang lebih berat.
Setelah enam kali gagal meraih kemenangan, Verstappen mulai merasakan tekanan nyata. Terlebih, keunggulannya di klasemen pembalap semakin terkikis. Balapan Grand Prix Italia akhir pekan lalu pun menjadi sorotan utama, menambah perdebatan tentang performanya.
“Ini Bukan Verstappen yang Biasa”
Natalie Pinkham, komentator Sky F1, memberikan pendapatnya yang pedas mengenai kondisi Verstappen saat ini di podcast F1 terkenal. “Bagi moral tim, ini benar-benar pukulan telak,” katanya. “Finis 37 detik di belakang pemenang balapan, sementara rekan setimnya bahkan tertinggal lebih jauh—ini sangat jauh dari standar yang kita harapkan dari Red Bull, terutama jika melihat bagaimana mereka mendominasi tahun lalu.”
Pinkham juga menyoroti bahwa tahun lalu di trek yang sama, Verstappen berhasil mencatatkan kemenangan ke-10 berturut-turut. Kini, situasi berubah drastis hanya dalam waktu setahun. “Rasa frustrasi pasti memuncak. Ini bukan lagi Verstappen yang terbiasa kita lihat, yang tak pernah puas tanpa kemenangan.”
“Ada Masalah Fundamental di RB20”
Lebih lanjut, Pinkham mengungkap bahwa Verstappen mungkin mulai merasakan adanya jurang pemisah antara dirinya dan tim. “Ketika Max menyampaikan masukan, misalnya di Tiongkok, dia sudah memperingatkan bahwa ada masalah besar pada mobil. Jika tim tidak segera menemukan solusi, mereka akan sulit bersaing.”
“Verstappen, yang biasanya dominan, kini seperti ‘monster’ yang terkekang. Dalam waktu kurang dari setengah musim, ia berubah drastis, dan rasa frustrasi jelas semakin membebani.”
Verstappen memang menunjukkan sisi lain dari dirinya, menurut Pinkham. “Meski berada dalam situasi sulit, dia tetap menggali potensi terbaiknya. Kita melihat bagaimana dia berjuang sekuat tenaga di balapan seperti Zandvoort, di mana ia mampu mencetak hasil yang mengesankan meski performa mobilnya tidak mendukung.”
Kekhawatiran Besar Menuju Tahun 2025
Yang menjadi perhatian besar bukan hanya soal performa saat ini, tetapi apa yang mungkin terjadi di masa depan. Pinkham memperingatkan, “Jika masalah ini terus berlanjut hingga 2025, bisa jadi Verstappen akan menghadapi situasi yang lebih buruk. Ini adalah hal yang paling mengkhawatirkan.”
Verstappen dan Amarah yang Kian Terlihat
Nico Rosberg, mantan juara dunia F1, juga melihat perubahan sikap Verstappen yang mencolok. “Max jelas terkejut dengan kondisi ini,” ujar Rosberg. “Kita mulai melihat dia sering melampiaskan kemarahan. Ketika pit stop di Monza berjalan lambat, ia memukul setir mobil, sesuatu yang jarang kita lihat dari dirinya.”
Rosberg menambahkan bahwa situasi tim Red Bull saat ini penuh dengan tekanan. “Ketika tim terbiasa menang dan tiba-tiba kehilangan performa, rasa frustasi semakin besar. Tekanan memuncak, kepanikan terasa, dan mereka masih belum memahami apa yang salah dengan mobil ini.”
Meski begitu, Rosberg memberikan sedikit harapan. “Di Zandvoort, mereka masih mampu finis kedua dengan performa yang layak. Monza mungkin hanya pengecualian, dan kita tidak boleh terlalu fokus pada satu balapan saja. Namun, mereka tetap harus berhati-hati karena beberapa trek berikutnya juga bisa jadi tantangan besar.”
Red Bull di Ambang Bahaya
Kini, posisi Verstappen di klasemen semakin terancam, dengan Lando Norris memangkas jaraknya menjadi hanya 23 poin. Di sisi lain, Red Bull hanya unggul delapan poin dari McLaren di klasemen konstruktor, membuat persaingan semakin panas menuju akhir musim.
Pertanyaan besar yang tersisa adalah: apakah Red Bull bisa kembali ke jalur kemenangan, atau apakah ini awal dari penurunan yang lebih dalam?
Dengan penulisan yang lebih energik dan terfokus, artikel ini bertujuan untuk membuat pembaca lebih terlibat dalam cerita, sekaligus memberikan tekanan dramatis pada situasi yang sedang dihadapi Max Verstappen dan tim Red Bull.